Postingan

So.rai

 'Kalo pekik suaraku menggema dalam tidurmu, Seharusnya kau tau, betapa aku sangat menyukaimu.' - Dirga - Langitnya sedang temaram. Menuju peralihan senja ke petang. Matahari bahkan enggan berpendar, atau bulan yang sudah tak sabar. Menempati singgasana sang langit. Langit kini kian menghitam, menyulap rona sang surya menjadi gemerlap sunyi ditemani taburan bintang yang tersebar sana sini. Wah, rona sang surya termakan gulita. Untuk kesekian kalinya, Apa ia tidak belajar dari hari kemarin. Kenapa harus tertangkap gelap lagi? (Sore, 12/01/19. Di hati dirga hihi) "Dirga, Kamu tau nggak, kalo aku lebih suka langit malam dari pada siang." "Kenapa?" "Langit malam hanya satu warna. Hanya hitam yang berkuasa." "Kalo siang?" "Kalo siang si putih harus berbagi dengan biru muda. Berbagi itu gak enak kan Dirga. Aku mau utuh. Aku mau kendali penuh." 14/01/19; di rumah duka. "Dirga, aku minta maaf. Sumpah aku gak maksud ngelakuin itu. T...

Semeru

 Hai, abang Kini aku sudah mencapai puncak yang kau banggakan. Benar katamu,  Semeru lebih indah jika dipandang lekat dimata. Abang, kini kita sama tingginya. Jika kamu melebur jadi satu dengan Semeru, Apa aku boleh mengikutimu? 07/07/07 'Halo dek, abang taruh uang sakumu di bawah toples selai. Kayak biasa ya. Harus bisa dipake seminggu.' -Abang ganteng ^^ Pagi ketujuh dibulan tujuh tahun 2007. Pagi yang sama, dengan suasana sama, di rumah yang sama, masih menapak di bumi yang sama, dan langit begitu cerah seakan mengajak, atau mengejek dimataku.  Note dipagi hari, sepi. Aku memulai hari seperti biasa, dengan helaan nafas panjang tanda kurang syukurku, wajah ditekuk, kantung mata hitam sangat buruk, ewhh benar - benar pagi yang buruk. Hari ini pengumuman ujian, ketika semua tan heboh, menangis terharu dipeluk ibu. Aku hanya menatap kosong kertas hasil ujianku.  Percuma, dapat nilai sempurna tapi semuanya hampa. di rumah, 'Abang, ditelfon wali kelasmu katanya kamu dap...

Orang Gagal

  (The series)     Gua gak ngerti, bukan. Gua pura – pura ga ngerti. Kadang hidup random banget, kaya rasa cilok pak junadi, yang kadang enak bagai cilok bintang lima, tapi kadang juga ga karuan kaya rasaku padanya, ceilah disaat kaya gini aja otak gua bekerja ga pada tempatnya !   “PRANGGGG” Tuhkan piring gambar ayam jago gua dibanting ibuk lagi, disaut dengan suara bentak bapak yang gak ada habisnya dai habis subuh sampai jam set2engah tujuh pagi dimana harusnya keluarga waras lainnya memulai adat sarapan bersama di meja makan yang gua dudukin sekarang. Tapi beginilh, keluarga gua. Bukan berantakan, nggak sih. Ini bukan cerpen menye-menye kaya judul sebelah wkwk. Ini cerpen cerita tentang gua, Andarbeni. Gua anak bungsu dari enam bersaudara. Dua kakak gua udah nikah, namanya mas Kendel Wicaksono yang artinya menurut bapak orang yang percayadan bijaksana. Mas ken ini anak bapak yang pertama, yang paling membanggakan sejauh ini. Lalu yang kedua ada ...

Kata Orang Baik

(Halo readers, ada special part untuk minggu ini nih. Part ini terkhusus untuk orang baik di luar sana. ) Halo orang baik, disini aku akan menceritakan tentang aku. Seorang gadis dari pulau seberang sana, yang sedang dan masih menimba ilmu di pulau jawa. Awal kabar aku diterima di kampus luar biasa ini cukup membuat bapak dan ibukku bahagia dan sedih di saat bersamaan. Bagaimana bangganya bapak mendengar putrinya berhasil masuk kampus impian, dan bagaimana sedihhnya ibu harus melepas gadis kecilnya di pulau seberang.  Seperti mahasiswa pada umumnya yang disibukkan tugas, laporan, dan kegiatan lainnya. Tidak terasa mungkin untuk setahun ini, aku tidak pulang ke rumah. Seperti pemikiran para perantau pada umumnya, aku tidak pulang untuk menghemat biaya.  Tapi hal itu tak mengapa, rindu bisa ditahan. Aku bisa melebur rindu ini di atas sajadah setiap malam. Namun ada satu hal yang mengusikku di rentang waktu belakangan. Aku penasaran, orang baik itu yang seperti apa? Entah mengapa...

Hirup

  'udara mana kini yang kau hirup, hujan dimana kini yang kau peluk’ ‘dimanapun kau kini, rindu tentangmu tak pernah pergi’ Dera-kota 29 Februari 2020 (saat ini) Tepat pukul 8.00 Waktu Indonesia Galee, gue mau review hidup gue selama 71 hari terakhir. Oke pertama, gue bakal bahas goals gue yang lumayan menunjukkan progres. Akhirnya setelah sekian purnama nganggur dan jadi beban hidup bunda, seorang Dinanta Handi akhirnya bisa mulai nyusun tugas akhir. Terus yang kedua, gue bakal bahas burung gue. Eh, maksudnya burung perkutut peliharaan gue si ‘naga’ namanya. Yang akhir- akhir ini menunjukkan tanda tanda bakal kawin karena sensitif banget anjir. Dinamain naga, karena si Galee ngotot jambulnya si perkutut mirip ‘buntut’ alias ekor naga katanya. Selain itu, Naga berasal dari kata diNAnta dan GAlee, jadi Naga deh kalo disingkat. Ngomongin soal Galee, gue lagi kangen banget sama itu bocah. Cerita sekilas soal galee, namanya emang maco tapi sebenernya dia feminim ‘kalo lagi tidur’, tapi...

The One That Got Away

Jam 1 pagi,  Seperti sebuah kutukan, aku akan terbangun, meratap, dan termenung. Sedikit berfikir apa yang akan dilakukan hari ini, mau sarapan indomie goreng atau kuah, mau minum kopi atau susu, mau tidur lagi atau terus terjaga dengan resiko ingat ‘dia’. Kuputuskan untuk bangun dan cuci muka, kata aksa sabun merek ini tidak cocok untuk kulitku yang kering, tapi aku tetap memakainya. Aku kembali duduk, menyalakan lilin aromaterapi berharap bisa kembali tidur. Tapi kata aksa lilin milikku seperti parfum pak RT, yang bau menyan. Padahal ini wangi jasmine oil. Karena kebosanan menyerang, aku menyalakan TV. Kata aksa sinetron jam segini lebih aneh dan tragis kisahnya, haha. Tak lupa nonton sinetron ditemani camilan paling enak sedunia yaitu yupi. Sekedar info Aksa gak suka yupi, terlalu kenyal katanya jadi gak menarik dikunyah.  15 menit pertama, aku mulai kebosanan lagi jadi aku memutuskan membuat secangkir kopi, pake 2 sendok gulanya. Kalo aksa tidak suka manis jadi dia cuma pa...
  Pojok Kamarku   Menilik sebuah foto tua dalam bingkai karton pelangi dikamarku Terdiri dari ibu, aku, mamas, dan bapak. Senyum merekah, dibarengi busana biasa dan mata berbinar malu – malu khasku, saling merangkul sat-satu. Seolah tak ada ragu,   hanya pancaran hangat dalam lakonan macam keluarga cemara,   --namun setiap penggambaran hanyalah metafora. Yang sengaja dilebihkan supaya tampak ada padahal nyatanya berbeda. Jika kuhitung tahun paling menyakitkan dalam hidupku, mungkin lagu ‘Congratulation’ milik Day 6 tak cukup untuk melukiskan bagaimana kesakitannya hatiku. Karena pada nyatanya torehan luka itu bukan dari kekasihku yang pergi untuk memilih pujaannya yang lain. Namun dari bapak, yang meninggalkan anak gadisnya. Bapak yang meninggalkan ibu, bapak yang meninggalkan kami.   Ibu mendekat dengan segelas susu, berdiri berjajar disampingku untuk turut melihat potret masa lalu, disebut masa lalu karena sudah terlewati. Walaupun prosesnya ...