The One That Got Away
Jam 1 pagi,
Seperti sebuah kutukan, aku akan terbangun, meratap, dan termenung.
Sedikit berfikir apa yang akan dilakukan hari ini, mau sarapan indomie goreng atau kuah, mau minum kopi atau susu, mau tidur lagi atau terus terjaga dengan resiko ingat ‘dia’.
Kuputuskan untuk bangun dan cuci muka, kata aksa sabun merek ini tidak cocok untuk kulitku yang kering, tapi aku tetap memakainya. Aku kembali duduk, menyalakan lilin aromaterapi berharap bisa kembali tidur. Tapi kata aksa lilin milikku seperti parfum pak RT, yang bau menyan. Padahal ini wangi jasmine oil. Karena kebosanan menyerang, aku menyalakan TV. Kata aksa sinetron jam segini lebih aneh dan tragis kisahnya, haha. Tak lupa nonton sinetron ditemani camilan paling enak sedunia yaitu yupi. Sekedar info Aksa gak suka yupi, terlalu kenyal katanya jadi gak menarik dikunyah.
15 menit pertama, aku mulai kebosanan lagi jadi aku memutuskan membuat secangkir kopi, pake 2 sendok gulanya. Kalo aksa tidak suka manis jadi dia cuma pakai sesendok.
Bicara soal kopi, aku mulai kecanduan karena 3 tahun lalu aksa beli salah satu merek kopi kemasan dengan alasan ‘lagi promo’ beli 2 gratis 1. Hari itu aku mulai mencoba minum kopi dari yang rasanya aneh, lama-lama jadi enak. Dan ketika kopi gratisan pemberian aksa habis aku beli lagi hingga sekarang tanpa kopi rasanya ada yang kurang.
Aku tersenyum, mengingat setiap tingkah aneh aksa waktu itu, bagaimana dia tersenyum maha lebar hanya karena menang undian panci di indoapril. Bagaimana dia begitu pelit, hanya untuk satu kuah indomie rasa soto. Bagaimana dia diam-diam penasaran dan mengambil 2 bungkus permen yupiku. Bagaimana dia bertingkah sok dewasa disaat aku ngambek karena dimarahi mama. Bagaimana dia menenangkanku ketika kucing peliharaanku ternyata hamil di luar nikah. Bagaimana dia selalu membawa 15 tusuk sate ayam yang dibagi rata denganku, tentu maksud rata disini 10 tusuk untukku yang notabennya penggemar sate ayam nomer wahid, dan 5 tusuk untuk dia yang Cuma ikut-ikutan suka. Bagaimana dia bertingkah seolah jadi anak indi saat hujan tiba, menyalakan lagu That one That Got away nya Katty Perry. Dan berkata, ‘Lu harus mandiri, kalo ntar kita LDRan gimana, LDR beda kampus maksudnya. mata lu biasa aja gausah melotot, jangan GR lu’ Dan bagimana bagaimana yang lain yang membuat senyumku memudar berganti derai air mata.
Bagaimana aksa bisa mendominasi diriku, bagaimana aksa tau seluruh rahasiaku, bagaimana aksa mengisi hampir seluruh ingatan bahagia yang kupunya. Bagaimana aksa mengemasku menjadi anak manja yang bahkan tidak bisa apa-apa karena dulu hanya mengandalkannya. Dan bagimana aksa menghilang dengan tiba-tiba tanpa kabar tanpa tanda. Bagaimana dia tega meninggalkanku sendiri meratapi kepergiannya.
‘Aksara cukup, jangan terus berlarian dikepala. Aku Lelah, aku benci tabah.’
Pecah sudah, seperti jam 1 malam sebelum sebelumnya di satu tahun belakangan. Ditanggal-tanggal menuju hari itu, aku mengecek handphone yang tergeletak dinakas. Terdapat satu notifikasi di layar. ‘Askara Birthday’ . Aku termenung,
Seharusnya hari itu kita merayakan ulang tahunmu bersama, seharusnya kamu meniup lilin angka 19 yang aku balik jadi 91. Seharusnya kamu menerima satu dus indomie rasa soto sebagai hadiah. Seharusnya kamu bilang kalau kamu ganti rencana, Seharusnya kamu gak perlu segan buat bilang kalo kamu diterima di sana, Jadi seharusnya hari keberangkatanmu itu aku tidak marah dan kecewa, seharusnya aku tidak kekanakan dengan tidak mau mengantarmu ke bandara. Seharusnya aku bisa menerima kalau kita bakal LDR an beda kampus seperti katamu saat itu, saat lagu That One That Got Away terputar kencang memekakakan telinga. Dan seharusnya pesawat mu terbang dengan gagahnya sampai disana, bukan jatuh terkapar ditengah samudera. Dan seharusnya seharusnya lain yang kusesali hingga saat ini.
Lalu bagaimana aksa ?, bagaimana aku memulai sesuatu lagi ketika duniaku sama hancurnya seperti badan pesawat yang membawamu pergi entah kemana. Ah iya, pergi ke semesta yang lain, yang tidak ada aku di dalamnya.
Dan malam menjelang subuh ini, kuhabiskan dengan lantunan lagu The One That Got Away yang kuputar berulang tanpa ampun.
“In another life, I would make you stay”
“So I don’t have to say you were the one that got away”
Lihat, dari lagu kesukaanmu seharusnya aku sadar, bahwa dari awal kamu sudah memberi tanda. Hanya saja aku yang tidak dapat membaca, aku yang buta.
P.s : Ini dibuat buru buru karena kejar deadline. Seharusnya pov kisah inspiratif, tapi ide masih buyar dimana mana. Terima kasih sudah mambaca
bagus bgt sii^^
BalasHapusMakasih yaw
HapusWow, bagus si
BalasHapuswow terima kasih
Hapuswaw terima kasihh
BalasHapus